Alternatif rock adalah salah satu genre musik yang lahir di akhir tahun 1970-an dan berkembang di tahun 1980-an dan 1990-an. Genre ini merupakan turunan dari punk rock dan new wave, yang menawarkan suara yang lebih eksperimental, beragam, dan tidak terikat oleh konvensi musik mainstream. Alternatif rock mencakup berbagai subgenre, seperti grunge, indie rock, Britpop, shoegaze, post-rock, dan lain-lain.
Alternatif rock memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan musik Indonesia, khususnya di era 1990-an. Beberapa band Indonesia yang terinspirasi oleh alternatif rock antara lain adalah Slank, Padi, Sheila on 7, Dewa 19, Cokelat, Pas Band, Naif, dan lain-lain. Band-band ini mengusung gaya musik yang berbeda dari band-band pop atau rock sebelumnya, dengan lirik yang lebih personal, kritis, atau humoris, serta musik yang lebih dinamis, melodi, atau distorsi.
Alternatif rock juga memberikan ruang bagi band-band indie atau underground untuk berkarya dan mendapatkan penggemar. Beberapa band indie Indonesia yang beraliran alternatif rock antara lain adalah Efek Rumah Kaca, The S.I.G.I.T., White Shoes & The Couples Company, Sore, Pure Saturday, Mocca, dan lain-lain. Band-band ini memiliki ciri khas tersendiri dalam musik mereka, seperti penggunaan instrumen-instrumen non-tradisional, pengaruh musik etnik atau folk, atau eksplorasi genre-genre lain seperti jazz, blues, atau elektronik.
Alternatif rock adalah genre musik yang menunjukkan bahwa musik tidak harus selalu mengikuti aturan atau tren yang ada. Genre ini memberikan kebebasan bagi para musisi untuk bereksperimen dan berekspresi dengan cara mereka sendiri. Alternatif rock juga memberikan warna dan variasi dalam musik Indonesia, yang mencerminkan kekayaan dan keragaman budaya bangsa ini.